Oleh:Kasra Scorpi

Berapa jumlah perantau Minang di luar Sumbar? tidak ada data pasti,cuma diperkirakan jutaan orang! Namun yang jelas orang minang banyak yang merantau sejak dahulu. Bahkan ada yang menyebut orang minang "China-nya Indonesia" karena kegemaranya merantau.

Soal merantau orang minang memiliki pantun, "Karatau madang dihulu, babuah babungo balun, ka rantau bujang dahulu, di rumah paguno balun".

Tetapi mereka merantau tidak seperti orang China merantau yang bak "batu jatuh ke lubuk", bagi orang minang "Sajauah-jauah tabang bangau hinggoknyo kakubangan juo, sajauah-sajauah bujang merantau pulangnyo ka kampuang juo".

Karena itu pada hari raya, hari baik bulan baik lainya dan pada kondisi "kaba baiak bahimbauan kaba buruak bahambauan",yakni saat ada perhelatan keluarga dan ada musibah yang menimpa keluarga orang minang akan pulang ke kampungnya. 

Khusus pada hari raya Idul Fitri, perantau Minang yang terhimpunan dalam persatuan warga nagari di rantau banyak pula yang melakukan pulang kampung berombongan atau pulang basamo, misalnya pulang basamo persatuan perantau nagari Magek Tilatang Kamang yakni Magek Sahondoh.

Di perantauan, orang Minang sangat menonjol di bidang perniagaan disamping sebagai profesional, dan intelektual. Orang minang dalam mencari nafkah kehidupan di rantau lebih mengedepankan otak daripada otot, artinya mereka enggan bekerja menguras fisik seperti jadi kuli bangunan dan kerja kasar lainya.

Begitupun orang minang lebih memilih bekerja mandiri dari pada menjadi buruh dengan prinsip, lebih baik menjadi boss kecil dari pada buruh besar, lebih baik menjadi kepala semut dari pada menjadi ekor gajah.

Dengan semangat kemandirianya, orang minang tidak segan dan malu menjadi pedagang kaki lima dan di emperan toko orang sekalipun. Sumando orang minang Yusuf Kalla pernah melukiskan pedagang minang yang menggalas di depan toko orang China dengan nada guyon.

Katanya, "saya terusik saat didatangi sejumlah saudagar Minang. Mereka bercerita bahwa mereka selangkah lebih maju dari pengusaha China. Saya bilang selangkah lebih maju gimana? Mereka lalu bilang kios mereka selangkah lebih maju dari toko orang China" 

Hal itu disampaikan JK saat menghadiri silahturahmi saudagar Minang, di Hotel Pangeran Beach, Padang, Sumatera Barat, Sabtu (11/10/2008).

"Lihat saja di Tanah Abang. Kios orang Minang di depan Toko China," lanjut JK.

Justru Kalla lalu menyarankan para saudagar Minang agar kios mereka sejajar dengan toko orang China. 

Usaha perdagangan perantau minang umumnya berskala kecil dengan barang dagangan kelontongan, di samping ada juga yang berjualan tekstil dan kuliner. Yang namanya berdagang kecil-kecilan tentu  memerlukan tempat yang  dikerumuni orang banyak. Namun dalam kondisi pandemi Covid 19, apa lagi pada daerah yang menerapkan PSBB, orang dilarang berkerumun, bahkan pasarpun ditutup. Kepada siapa akan dijual galas! Dapur terancam tidak ngebul!

Kondisi seperti ini diperkirakan akan berlangsung sampai hari raya idul fitri mendatang. Sansai bujang dirantau,mau pulang kampung pak Gubernur  beserta tokoh Sumatera Barat menegah pula. Kata Gubernur ini merupakan salah satu upaya preventif daerah, menyusul semakin bertambahnya jumlah korban pandemi COVID-19 di Sumatera Barat.

"Baa ko lai, takuruang di lua wak da!" Kata salah seorang perantau Minang di Jakarta***

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama