Padang, dMagek.id,--Setelah dua hari penerapan PSBB di Sumatra Barat, sudah 224 orang perantau dan orang berkunjung ke Sumbar yang dikarantina. Dari jumlah itu, 103 orang masih dikarantina dan 121 lagi telah selesai masa pengkarantinaan.

Pembatasan Sosial Berskala Besar, PSBB, di Sumatra Barat sudah berjalan tiga hari. Kemarin, dihari kedua penerapan PSBB, perantau dari berbagai daerah yang pulang ke Sumbar tercatat 113.794 atau rata-rata 4.741 orang per hari.


Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dalam ekspos video yang dipublish Biro Humas Pemda Sumbar, menghimbau dalam masa penerapan PSBB ini  perantau tidak pulang kampung. Jika terpaksa pulang ya harus ikuti aturan, diisolasi atau dikarantina selama dua pekan. Kamis, (23/4/20)

“Perantau atau orang masuk ke Sumbar terus tak terbendung. Ada 10 pintu masuk ke Sumbar, dari timur, utara, selatan dan termasuk dari angkasa ke bandara BIM”. Kata Irwan


Dikutip dari Bakaba.co, Untuk antisipasi Pemprov  Sumbar melakukan pemantauan dan pemeriksaan lalu lintas masyarakat yang keluar masuk , yang datang dari luar provinsi diperiksa lebih cermat sesuai Protokol kesehatan yang dijalankan terkait PSBB, setiap orang yang datang dari luar Sumbar diperiksa, lalu diisolasi mandiri atau dikarantina di tempat yang disiapkan Pemda.

Sampai hari kamis (23/4/20) Keadaan warga yang masih di karantina: 13 orang berstatus ODP, 77 orang PPT dari Malaysia dikarantina di Asrama PPSDM Baso dan OD-CPR (orang dengan covid positif ringan) sebanyak 13 orang.


Pemerintah Sumbar telah menyiapkan beberapa tempat untuk karantina bagi warga, seperti asrama PPSDM Baso, sementara  itu Bapelkes Gunung Pangilun sudah menampung sebanyak, 13 OD-CPR (orang dengan covid positif ringan), BLK Padang Panjang, 5 orang, status ODP, BPP Banda Buek, 9 orang ODP, PPSDM Baso, 75 orang PPT dan 1 orang ODP.


Pemprov Sumbar mengimbau agar gugus tugas kabupaten dan kota bisa lebih mengefektifkan isolasi di tempat karantina yang disediakan daripada isolasi mandiri di rumah.

Karantina dilakukan bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam proses isolasi di rumah sendiri. Juga alternatif ketika adanya beberapa peristiwa penolakan dari masyarakat.***red

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama